Pada
saat ini musik memang tidak mungkin lepas dari kehidupan kita sehari-hari, setiap saat kita selalu bersinggungan dengan musik, entah dimulai dari rumah, di jalan, di toko, bahkan hingga kembali ke rumah pun kita selalu ditemani dengan musik. Kenyataan di atas, menunjukkan bahwa musik semakin diterima bahkan dibutuhkan masyarakat sebagai hiburan agar pikiran yang terbebani oleh pekerjaan rutin sehari-hari dapat menjadi segar kembali. Perkembangan musik yang pesat di Indonesia menumbuhkan berbagai jenis musik seperti musik keroncong, pop, dangdut, bahkan musik klasik yang dianggap serius oleh sebagian orang. Bentuk penyajian musik terus mengalami perluasan, apabila dahulu musik keroncong hanya dimainkan cukup dengan tujuh alat musik saja yaitu biola, seruling, cuk, cak, gitar, cello, dan bass, maka sekarang telah berkembang menjadi sebuah orkestra keroncong, yaitu dengan memasukkan alat-alat musik orkestra standar seperti oboe, fagot, klarinet, penambahan jumlah biola dan sebagainya. Nampaknya grup-grup band di Indonesia saat ini yang secara umum hanya terdiri dari gitar, bass, keyboard,dan drum ikut terpengaruh untuk memasukkan alat-alat musik orkestra seperti penambahan instrumen strings (biola, cello, contra bass), woodwind (flute, oboe, clarinet), brass (terompet, trombone) bahkan percussion (timpani,bell tree, dan lain-lain). Sebagai contoh bisa didengar dalam album Badai Pasti Berlalu (Chrisye) yang diaransir oleh Erwin Gutawa dengan melibatkan orkestra dari Australia.Trend memasukkan unsurunsur orkestra ke dalam berbagai jenis musik yang lain menjadi hal yang biasa kita temui sekarang ini. Namun hal yang cukup penting dalam perjalanan orkestra itu sendiri, adalah terjadinya masa pasang-surut sejak keberadaannya di Indonesia sebagai pengaruh difusi kebudayaan. bahwa unsur-unsur kebudayaan masa lampau adalah dengan membuat klasifikasi bendabenda menurut tempat asalnya, dan menyusunnya berdasarkan persamaan unsur-unsur tersebut. Sekumpulan lokasi tempat ditemukan benda-benda yang sama sifatnya disebut sebgai kulturkreis. Alat-alat musik yang dipergunakan orkestra di Indonesia mempunyai kesamaan unsur dengan alat-alat musik orkestra di Barat.
MENGENAL MUSIK ORKESTRA
Pengertian Orkestra
Orkestra adalah kelompok musisi yang memainkan alat musik bersama. Mereka biasanya memainkan musik klasik. Orkestra yang besar kadang-kadang disebut sebagai "orkestra simfoni". Orkestra simfoni memiliki sekitar 100 pemain, sementara orkestra yang kecil hanya memiliki 30 atau 40 pemain. Jumlah pemain musik bergantung pada musik yang mereka mainkan dan besarnya tempat mereka bermain.
Dalam bahasa Yunani kuno, orkestra berarti area antara tempat duduk penonton dan panggung, yang digunakan oleh penyanyi koor dan pemain musik. Kata orchestra dalam bahasa Yunani diterjemahkan sebagai tempat menari. Di beberapa teater, istilah orchestramerujuk ke tempat-tempat duduk di depan panggung, atau yang sering disebut dengan primafila atau platea. Namun, istilah ini lebih tepat disebut dengan panggung atau aula konser. Orkestra mulai muncul pada abad ke-15 dan ke-16.
ciri-ciri yang saling berhubungan, yang antara lain; a) orkestra didasarkan atas alat musik gesek yang terdiri dari keluarga biola dan double bass, b) kelompok alat musik gesek ini disusunke dalam bagian-bagian di mana para pemusik selalu memainkan not yang sama dalam satu suara, c) alat musik tiup kayu, tiup logam, dan perkusi tampil dalam jumlah yang berbeda sesuai dengan periode dan lagu-lagu yang ditampilkan, d) orkestra sesuai dengan waktu, tempat, dan daftar lagu yang dimainkan selalu memperlihatkan standar instrumentasi yang luas, e) biasanya orkestra yang telah berdiri terorganisasi dengan anggota-anggota yang mapan, mengadakan latihan dan pentas yang rutin, mempunyai struktur organisasi dan dana, f) karena orkestra membutuhkan banyak pemain musik, untuk memainkan hal yang sama dalam waktu yang bersamaan, orkestra menuntut tingkat kecakapan musikal yang tinggi untuk memainkan dengan tepat pada nada-nada yang tertulis, g) orkestra dikoordinasi langsung dengan satu pusat, yang berawal pada abad
XVII dan XVIII oleh pemain utama biola pertama atau oleh pemain keyboard, yang selanjutnya mulai awal abad XVIII dikoordinasi oleh seorang
conductor. Kelompok pemain alat musik yang mempunyai ciri-ciri seperti di atas dapat menunjukkan dengan jelas sebagai sebuah orkestra, dimana pun mereka ditemukan dan apapun sebutan mereka. Kelompok dengan jumlah banyak namun tidak memiliki
ciri-ciri ini secara keseluruhan setidaktidaknya dapat dikatakan mempunyai kedudukan yang sama dengan orkestra. Orkestra selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, termasuk di dalamnya adalah orkestra teater, orkestra symphony, orkestra gesek, orkestra kamar, orkestra café dan salon, orkestra radio, orkestra studio dan sebagainya.
Instrumen musik yang dimainkan para musisi dalam sebuah orkestra modern terdiri dari empat seksi atau golongan jenis instrumen, yaitu seksi gesek, seksi tiup kayu (woodwind section), seksi tiup logam (brasswind section), dan seksi perkusi (percussion section). Perkembangan awal orkestra yaitu pada jaman Barok (1720) terdapat sebuah bentuk orkestra kecil yang hanya terdiri dari instrumen gesek (6 biola, 3 viola, dan 2 cello) dan continuo (harpsichord, merupakan instrumen yang berbunyi terus menerus dalam sebuah komposisi).Pada jaman Klasik (1790) instrumen terumpet, timpani, dan horn mulai digunakan walaupun masih jarang.
Ciri tertentu dari orkestra klasik adalah tanpa menggunakan continuo, tapi diganti dengan seksi gesek yang lebih besar (14 biola, 6 biola, 4 cello, dan 2 double bass) dan 2 pemain untuk setiap instrumen flute, oboe, clarinet, horn, terumpet, dan timpani.
Bentuk orkestra jaman Romantik (1850) memiliki seksi gesek yang lebih besar lagi (30 biola, 12 biola,N10 cello, dan 8 double bass), woodwind dan brass. Muncul instrumen musik baru seperti tuba dan harpa. Dua orang komposer terkenal yaitu Wagner danBerlios adalah tokoh yang banyak menulis karya-karya untuk format orkestra yang sangat besar tersebut.Orkestra mempertahankan bentuknya yang besar ini sampai awal tahun 1900-an, ketika kemudian mulai dikurangi karena alasan artistik dan ekonomi.
Sejarah Perkembangan Orkestra di Indonesia
Hadirnya musik orkestra di Indonesia disebabkan oleh adanya kontak dengan bangsa-bangsa Barat. Pengaruh Barat dalam hal seni telah banyak terjadi seperti yang diungkapkan oleh R.M. Soedarsono berikut ini, Pengaruh Barat (Eropa) yang berawal sejak datangnya para pedagang Portugis, yang kemudian disusul oleh hadirnya orang-orang Belanda pada akhir abad XVI, sampai sekarang bisa kita saksikan dalam berbagai bentuk seni (Soedarsono, 2002: 61). Kontak awal musik Barat di pulau Jawa dapat diamati dari uraian Sumarsam yang menyebutkan adanya pelaut-pelaut Eropa yang merapat di pulau Jawa berikut ini, Pengenalan musik Eropa yang paling awal di Jawa dapat ditelusuri akarnya dari musik yang dibawa oleh pelayar-pelayar kapal yang singgah di pulau Jawa pada abad XVI. Francis Drake adalah contohnya, mendarat di pantai selatan Jawa, ia menuliskan dalam buku perjalanannya bahwa musisi kapal memainkan musik untuk seorang raja (atau penguasa setempat), lalu seorang raja membalas dengan permainan musiknya. Tidak ada identifikasi musik lokal ini, apakah gamelan atau ansambel musik yang lain. Musisi kapal terdiri dari 1 pemain trumpet dan empat orang (kemungkinan pemain gesek). Trumpet adalah instrumen penting di kapal, untuk tanda-tanda penghormatan. Tahap kedua adalah musik yang dibawa oleh pedagangpedagang Portugis . Musik mereka dibawa dan dimainkan oleh budakbudak mereka yang terdiri dariorang-orang India, Afrika dan Asia Tenggara
Apresiasi Musik Orkestra Masyarakat sebagai penikmat seni, mendapat pengalaman dengan melihat pertunjukan musik orkestra, diistilahkan dengan pengalaman seniatau respon estetik. Seperti dalam kehidupan sehari-hari, maka pengalaman seni juga merupakan sebuah pengalaman yang melibatkan perasaan, pikiran, penginderaan, danberbagai intuisi pada manusia. Namun pengalaman seni berlangsung dalam kualitas pengalaman tertentu yang kadang berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Jakob Sumardjo (2000:16) menjelaskan, di dalam pengalaman seni, unsur perasaan merupakan kekuatan pokok yang dapat menggerakkan serta mendasari unsurunsur potensi manusia yang lain. Dalam pengalaman seni, seseorang yang sedang menikmati karya seni kehilangan jati dirinya karena larut dalam nilai-nilai yang ditawarkan oleh benda seni. Hal ini disebut sebagai empati, yaitu melibatkan perasaan diri ke dalam sesuatu, atau memproyeksikan perasaan ke dalam benda seni lalu timbul perasaan senang. Di dalam proses empati ini, terjadi pengalaman dalam aliran dinamika kualitas seni yang menghasilkan kualitas seni yang mendatangkan rasa kepuasan, rasa penuh, rasa utuh, dan rasa sempurna dalam keselesaian.
Kemampuan penguasaan teknik dalam memainkan alat musik mutlakdiperlukan dalam sebuah orkestra, karena daya tarik utama dari musik adalah bunyi sebagai sumber estetik yang terus digali. Keindahan bunyi yang mempesona hanya bisa dimunculkan dengan teknik permainan yang baik pula.
Pertunjukan musik orkestra ketika menampilkan 25 pemain biola yang bermain dengan gerakan serempak memunculkan pesona audio visual tersendiri. Permainan melodi yang lincah dan cemerlang oleh flute seperti burung yang berkicau dengan riangnya. Gerakan tangan conductor
untuk memberikan aba-aba merupakan bagian dari pertunjukan orkestra. Yang bertugas memberikan stimulus kepada para musisi orkestra dalam upaya mengekspresikan ide-ide musikal kepada pendengar, dan paramusisi pun bertindak sesuai perintah conductor dengan memainkan alat musiknya..
Orkestra sebagai Bentuk Komunitas Orkestra merupakan gabungan dari sekelompok musisi yang kemudian membentuk menjadi sebuah komunitas. Wartaya Winangun (1990:40) menyatakan bahwa komunitas itu bercirikan anti struktur, dalam arti bahwa relasi-relasi yang terjadi itu bercirikan tak terbedakan, equalitarian, langsung, ada, non-rasional, eksistensial dan I-Thou (Buber). Hubungan mereka dalam komunitas adalah hubungan antar pribadi yang tak terbedakan, berbeda dengan kehidupan sehari-hari di mana perbedaan amat menonjol. Perbedaan itu disebabkan oleh struktur sosial yang telah menempatkan orang pada posisinya sendiri-sendiri, misalnya perbedaan antara orang kaya dan miskin, pejabat tinggi dan pejabat rendah, antara pegawai dan petani dan sebagainya. Dalam komunitas hal tersebut tidak ada. Individu-individu yang tergabung dalam orkestra berasal dari berbagai latar belakang kelompok
KESIMPULAN
Orkestra yang saat ini mulai dikenal masyarakat luas ternyata menarik untuk dibahas. Kekayaan bunyi yang dimiliki sebuah orkestra memunculkan pesona tersendiri. Alat musik yang terdapat dalam orkestra dapat dibagi dalam empat golongan besar, yaitu strings (alat musik gesek), woodwind (alat musik tiup kayu), brass (alat musik tiup logam), dan percussion (alat musik pukul). Dengan bunyi yang khas dari masing-masing alat musik tersebut, ternyata mampu menyatu dalam sebuah harmoni yang indah. Apresiasi seni dengan menikmati pertunjukan musik orkestra membuat larut para penonton ke dalam suasana gembira dan rasa puas. Dari para anggota yang tergabung dalam sebuah orkestra akhirnya terbentuk sebuah komunitas baru. Dalam komunitas berlaku sifat anti struktur, di mana struktur yang ada dalam masyarakat sehari-hari lepas dan tidak berlaku dalam sebuah komunitas dalam hal ini komunitas orkestra. Masalah gender juga tak lepas dari komunitas orkestra. Di luar negeri yang telah maju seperti Jerman pun, kaum perempuan mendapatkan perlakuan diskriminasi gender bahkan sejak berabad-abad lalu.
Comentarios